La Tahzan, Jangan Bersedih




Judul Buku

La Tahzan, Jangan Bersedih

Penulis

Dr. Aidh Al-Qarni

Penerjemah

Samson Rahman

Penerbit

Qisthi Press

Tahun terbit

Cetakan  Februari,  2018

Jumlah halaman

568 halaman

ISBN

979-3715-05-7

Kategori

Non Fiksi

Pembaca literasi

Sri Sumiati, S.Pd      

Hiduplah dalam batasan hari ini saja. Jangan mengingat-ingat masa lalu. Dan jangan pula was-was dengan masa yang akan datang.

Sebaiknya, Anda selalu melihat sisi lain dari kesedihan itu. Sebab, belum tentu semuanya menyedihkan, pasti ada kebaikan, secercah harapan, jalan keluar serta pahala.

Ketika musibah dan bencana datang silih berganti menimpa Anda, berzikirlah kepada-Nya, sebutlah nama-Nya, mohonlah pertolongan-Nya, dan mintalah jalan keluar dari-Nya.

Allah tidak pernah mencabut sesuatu dari Anda, kecuali dia menggantikannya dengan yang lebih baik. Tetapi, itu terjadi apabila Anda bersabar dan tetap ridha dengan segala ketetapan-Nya.

Salah satu nikmat Allah yang paling besar adalah shalat wajib lima wkatu dalam sehari semalam dapat menebus dosa-dosa kita dan mengangkat derajat kita di sisi Rabb kita. Bahkan, shalat lima waktu juga dapat menjadi obat paling mujarab untuk mengobati pelbagai kekalutan yang kita hadapi dan obat yang sangat manjur untuk berbagai macam penyakit yang kita derita. Betapapun shalat mampu meniupkan ketulusan iman dan kejernihan iman ke dalam relung hati, sehingga hati pun selalu ridha dengan apa saja yang telah ditentukan Allah.

Bukan kita tidak boleh bersedih, karena sebenarnya rasa sedih adalah hal yang wajar, juga manusiawi banget, dan memang tidak bisa kita hindari sebagai makhluk hidup yang hadir di dunia ini. yang ditekankan dalam buku ini adalah bagaimana kita bisa mengatasi kesedihan, tidak larut dalam kesedihan, bersedihlah secukupnya tapi tidak boleh larut dalam kesedihan yang berkepanjangan karena memang tidak baik untuk kesehatan tubuh juga mental. Kesedihan dapat membuat hidup jadi keruh. Ia ibarat racun berbisa bagi jiwa yang dapat menyebabkan lemah semangat, krisis gairah, dan galau dalam menghadapi hidup ini. Dan, itu akan berujung pada ketidak acuhan diri pada kebaikan, ketidak pedulian pada kebajikan, kehilangan semangat untuk meraih kebahagiaan, dan kemudian akan berakhir pada pesimisme dan kebinasaan diri yang tiada tara.”

Yang namanya hidup pasti kita akan bertemu dengan masalah, tapi yang penting jangan terlalu larut dalam kesedihan. Yuk, jangan bersedih. Maka, Anda hanya berkewajiban mengurangi, bukan menghilangkan kesedihan, kecemasan dan kegundahan pada diri Anda. Sebab, kesedihan itu akan sirna bersama akar-akarnya.

Mari jalani hidup dengan ceria, sedih secukupnya, bahagia secukupnya, semoga hati kita akan diliputi kedamaian dan dijauhkan dari iri dengki. Mari banyak tersenyum agar ujian kehidupan apa pun yang ditakdirkan Allah untuk kita, terasa ringan dijalaninya. Dari Faidhul Kathir, Ahmad Amin menjelaskan demikian “Orang-orang yang murah tersenyum dalam menjalani hidup ini bukan saja orang yang paling mampu membahagiakan diri sendiri, tetapi juga orang yang paling mampu berbuat, orang yang paling sanggup memikul tanggung jawab, orang yang paling tangguh menghadapi kesulitan dan memecahkan persoalan, serta orang yang paling dapat menciptakan hal-hal yang bermanfaat bagi dirinya sendiri dan orang lain.

La Tahzan “ Janganlah engkau bersedih, sesungguhnya Allah bersama kita.”


Posting Komentar

0 Komentar